Mengapa
ada penderitaan di dunia ini? Mengapa ada ketidakadilan di dunia yang demikian
mencolok? Ada orang baik, menderita oleh penyakit ataupun bencana, maupun
karena perbuatan jahat dari orang lain. Sementara ada orang jahat, yang
merugikan orang lain tetapi hidup sehat, kaya dan berkuasa?
Rumah Belajar Hindu
Kumpulan Artikel Hindu Untuk Generasi Dharma Nusantara
Kiamat VS Pralaya
Di
dalam ajaran Hindu ada yang namanya Pralaya, secara fundamental sangat berbeda
dengan kiamat.
Kiamat
adalah kepercayaan yang ada dalam agama-agama rumpun Yahudi (Yahudi, Kristen,
Islam). Konon, pada suatu waktu dunia atau alam semesta ini akan dihancurkan
oleh Tuhan. Kenapa?
Sorga dan Neraka, Hanya Tempat Singgah
Sorga
berasal dari “Svar” yang artinya cahaya dan “ga” (go dalam bahasa inggris) yang
artinya pergi. Jadi Sorga artinya pergi menuju cahaya. Di dalam Weda dan Upanisad
dikatakan Sorga itu adalah dunia penuh cahaya, dimana cahaya matahari, bulan
dan bintang tidak ada apa-apanya. Sorga bukanlah tempat “hiburan” dimana
manusia (lelaki) dapat memenuhi nafsu badaninya.
BUKAN SORGA TAPI MOKSA
Moksa bukan bebas dari dosa,
tetapi bebas dari keinginan atau nafsu. “Ketika
seluruh keinginan yang berdiam di hati manusia dibuang, lalu manusia yang fana
menjadi abadi dan (bahkan) disini ia mencapai Brahman.” (Katha Upanisad VI.14)
MOKSA ADALAH PEMBEBASAN
“Debu engkau, dan ke dalam debu
engkau akan kembali.” Demikian ucapan seorang pendeta dalam suatu upacara
penguburan, yang kita saksiakan dalam film-film cowboy buatan Amerika.
Kalimat pendek ini bukan sekedar
karangan penulis skenario film, tetapi diambil dari Perjanjian Lama (Torah)
yang mengambarkan awal dan akhir ciptaan alam semesta beserta isinya. Kalimat
ini diucapkan oleh Elohim, Tuhan Torah kepada Adam, setelah ia berdosa. Kitab
kejadian mengungkapkan pemahaman dasar dari Bible mengenai manusia.
HINDU AKAN SELALU ADA?
Sejarah sudah membuktikan, Agama
Hindu tetap ada, padahal agama-agama sejamannya sudah banyak yang punah,
seperti agama Mesir, Yunani, Romawi, Persia dll; dan agama-agama baru yang agresif
bermunculan.
Kalau dilihat sejarah India, kita
dapat menarik kesimpulan Hindu tidak mudah runtuh. India dijajah selama 800
tahun oleh Islam dan 200 tahun oleh Inggris yang membawa Kristen, ditindas, diserang secara fisik dan ideologi
tetapi hanya 25% yang pindah agama.
KARMA VS IMAN
Swami Vivekananda ketika
ditanyakan oleh seorang remaja, bagaimana menjadi seorang Hindu yang baik?
Beliau menjawab: Do Good, Be Good. Berbuat
baik maka anda akan menjadi baik. Ini bukan jawaban asal-asalan, tetapi ada
dasar teks dalam Sruti: “Sesuai dengan
kehendaknya, demikianlah perbuatannya. Sesuai dengan perbuatannya, demikianlah
ia jadinya. Yang berbuat baik menjadi baik. Yang berbuat jahat menjadi buruk “.
(Brhad-aranyaka Upanisad 4.4.5)
KARMA VS TAKDIR
Apakah perbedaan karma dengan
takdir? Apakah Hindu percaya takdir? Mungkin pertanyaan tersebut pernah
terlintas dalam benak kita. Perbedaan karma dan takdir adalah sebagai berikut:
Tuhan: Dia Yang Mendengar Doa Setiap Orang
"Katanya agama Hindu Politheis?"
"Ah, tidak! Agama kami monotheis!"
"Tapi Weda dan dalam upacara menyebut banyak Dewa".
"Tapi Weda juga mengatakan : " Tuhan hanya satu, tapi orang-orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama".
Mengapa Kita Beragama?
Pada umumnya kita beragama karena mengikuti lingkungan, khususnya lingkungan terdekat yaitu orang tua kita. Sejak kecil kita diajak oleh orang tua kita mengikuti cara-cara agama. Kita diajak sembahyang bersama pada hari raya. Pada usia tertentu kita dibuatkan upacara-upacara agama.
Atman- Jiwa yang Kekal
Pada suatu ketika saya mendapat kabar bahwa seorang kerabat saya meninggal. Saya kaget sekali. Kerabat ini umurnya sekitar 55 tahun. Anak-anaknya memang sudah pada dewasa, karena ia kawin ketika usianya cukup muda. Saya bertanya kepada si pembawa berita : "Kenapa ia meninggal?" Si pembawa berita juga tidak tahu. Baru seminggu sebelumnya saya bertemu dengan mendiang. Ia nampaknya sehat-sehat saja. Selama ini saya tahu ia tidak mengidap suatu penyakit berat.
Panca Sraddha Bagi Saya*
Mengapa saya katakan
"bagi saya"? Sebab inilah pandangan saya terhadap Panca Sraddha. Mungkin
kali ini, apa yang saya sampaikan cenderung subjektif karena dititiktolakkan
dari pengalaman pribadi saya sebagai seorang yang baru pulang ke Rumah Dharma.
Namun karena nilai-nilai Panca Sraddha memang merupakan fondasi keyakinan umat
Hindu, maka biarlah catatan ini menjadi sebuah nilai tambah untuk memperkaya wawasan.
3 Kerangka Dasar Ajaran Hindu
Agama Hindu pertama kali
berkembang di sekitar sungai suci Sindhu. Hindu bertujuan membimbing umatnya
untuk mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan hidup jasmani “moksartham
Jagadhitaya ca iti dharma”.
Moksa juga disebut ‘mukti’
artinya mencapai kebebasan jiwatman/kebahagiaan rohani sedangkan Jagadhita kadang disebut ‘bukti”
yaitu bemakmuran kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebagaimana halnya
rumah, yang mempunyai kerangka, Agama Hindu juga mempunyai kerangka dasar untuk
memahami ajarannya lebih lanjut yaitu:
Awatara, Tuhan turun ke Dunia
Awatara adalah perwujudan Hyang
Widhi ke dunia dengan mengambil suatu bentuk yang dengan perbuatan atau ajaran
ajaran sucinya, memberi tuntunan untuk membebaskan manusia dari kesengsaraan yang
diakibatkan oleh kegelapan (awidya).
Bhagawadgita (II.7) menyebutkan:
“Kapan saja Dharma (kebenaran) mulai runtuh
dan adharma (kejahatan) mulai merajalela, Aku menjelma kembali ke dunia
untuk menegakkan dharma (kebenaran)”
Reinkarnasi: Hidup sesudah mati
Setiap orang dalam hidup pasti pernah mengikuti upacara penguburan (paling tidak upacara penguburan dirinya sendiri bila sudah mati). Upacara penguburan berbeda-beda menurut masing-masing agama. Tapi intinya sama saja. Mula-mula mayat dimandikan. Dibungkus dengan pakaian baru. Dimasukan peti. Dibawa kekubur. Disana mayat dimasukkan dalam lubang 1x2 meter lalu diuruk dengan tanah.
Apa yang terjadi dengan mayat setelah penguburan selesai? Sesuai dengan hukum alam, setelah beberapa waktu mayat itu akan hancur, lenyap bersatu dengan tanah! Dalam diskusi agama jawabannya tentu tidak bisa berhenti sampai disitu. Lalu apa yang terjadi terhadap si mati?
Langganan:
Postingan (Atom)