Sekilas

Reinkarnasi, Sebuah Jawaban

Mengapa ada penderitaan di dunia ini? Mengapa ada ketidakadilan di dunia yang demikian mencolok? Ada orang baik, menderita oleh penyakit ataupun bencana, maupun karena perbuatan jahat dari orang lain. Sementara ada orang jahat, yang merugikan orang lain tetapi hidup sehat, kaya dan berkuasa?

Reinkarnasi dan Karma, menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental diatas. Keadaan manusia di dunia ini akibat dari perbuatannya di masa lalu dan masa sekarang. Inilah yang dikandung dalam kepercayaan akan Reinkarnasi.

Reinkarnasi berasal dari kata reincarnation, re = kembali; incarnate = badan, (jiwa) kembali masuk ke dalam badan, atau jiwa diberi badan kembali. Dalam bahasa Sansekerta disebut “punarjanma” atau “punarbhava”. Secara filosofis ia adalah kesempatan yang diberikan kepada manusia untuk memperbaiki dirinya. Seperti ujian, bila pada kesempatan pertama tidak lulus, diberikan ujian susulan pada kesempatan yang lain. Di dalam Hindu kesempatan itu tidak terbatas. Dengan kata lain tidak ada hukuman abadi di dalam agama Hindu. Reinkarnasi (dan karma) lebih rasional daripada dogma takdir dan kebangkitan tubuh. Ia bersifat universal, tidak hanya dianut oleh orang Hindu saja. Tapi juga Buddha, Jain menjadikannya sebagai kepercayaan utama. Sekte Kaballah dalam agama Yahudi secara resmi juga percaya terhadap reinkarnasi. Dan secara pribadi juga dianut oleh orang-orang yang beragama Kristen dan Islam sekalipun agamanya tidak mengenal kepercayaan ini.

Semua jiwa mengalami reinkarnasi sampai mereka mencapai moksa. Terkait Reinkarnasi, Upanisad menyatakan:
“Beberapa jiwa memasuki kandungan untuk ditubuhkan, yang lain memasuki obyek-obyek diam sesuai dengan perbuatan dan pikiran mereka.” (Katha Upanisad II.2.7)

Apakah satu jiwa hanya bisa reinkarnasi ke dalam satu obyek (makhluk)?
“Seperti api yang adalah satu, memasuki dunia ini menjadi bentuk sesuai dengan obyek (yang ia bakar), demikian juga satu jiwa di dalam semua makhluk menjadi berbagai bentuk sesuai dengan apapun (yang ia masuki) dan juga ada di luar (mereka semua)”  (Katha Upanisad II.2.9)

 Jadi satu titik api bisa menyalakan banyak lampu (obor). Bahkan satu titik api bisa membakar hutan yang maha luas.

Ada pertanyaan, mungkinkah kita mengingat kelahiran masa lalu sebelum kelahiran kita sekarang, kalau reinkarnasi itu memang terjadi? Melalui yoga yang tekun. Tetapi ada cara yang lebih cepat yaitu dengan teknik “far age regression”. Melalui hipnotis yang dilakukan oleh orang yang sudah terlatih, seseorang dituntun melihat kehidupan sebelumnya. Di Amerika Serikat hal ini dilakukan oleh para psikolog dan psikiater. Sudah banyak buku yang ditulis oleh para psikolog maupun psikiater barat tentang orang-orang yang mengalami reinkarnasi, bahkan dengan memberikan ribuan bukti-bukti tentang orang-orang dari berbagai agama yang mengingat kelahirannya sebelumnya.

Intinya, Reinkarnasi adalah fakta, bukan sekedar kepercayaan, yang berlaku universal, terhadap orang beragama maupun tidak. Jiwa bisa bereinkarnasi kepada setiap manusia tanpa memperhatikan SARA.



Sumber: Petunjuk Untuk Yang Ragu