Sekilas

3 Kerangka Dasar Ajaran Hindu


Agama Hindu pertama kali berkembang di sekitar sungai suci Sindhu. Hindu bertujuan membimbing umatnya untuk mencapai kedamaian rohani dan kesejahteraan hidup jasmani “moksartham Jagadhitaya ca iti dharma”.

Moksa juga disebut ‘mukti’ artinya mencapai kebebasan jiwatman/kebahagiaan rohani  sedangkan Jagadhita kadang disebut ‘bukti” yaitu bemakmuran kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebagaimana halnya rumah, yang mempunyai kerangka, Agama Hindu juga mempunyai kerangka dasar untuk memahami ajarannya lebih lanjut yaitu:

1.      Tattwa (Filsafat)
2.      Susila (Etika/tingkah laku)
3.      Upacara (Ritual)

Walaupun terbagi bagi tapi dalam kenyataanya semua itu menjadi satu, dan tidak berdiri sendiri namun suatu kesatuan yag harus dimiliki dn dilaksanakan oleh umat beragama hindu.
Jika filsafat agama saja diketahui tanpa melaksanakan ajaran susila dan upacara, belumlah sempurna. Demikian juga jika nhana melaksanakan upacara saja tanpa dasar dasar  filsafat dan etika , percuma pulalah upacara itu bagaimanapun besarnya.

Jadi ketiga kerangka dasar tersebut tidak dapat dipisahkan seperti  halnya Kepala, Hati, dan kaki yang tidak dapat dipisahkan untuk membentuk manusia sempurna. Tattwa sebagai Kepala, Susila sebagai Hati dan Upacara sebagai tangan kaki agama. Dapat juga diandaikan sebagai sebuah telor, sarinya ialah tattwa, putihnya sebagai susila dan kulitnya sebagai upacara. Telor ini akan busuk jika ada salah satu bagian yang tidak sempurna. Jika bagian bagiannya sudah sempurna dan mendapat panas yang tepat maka menetaslah telor itu.

Demikian juga jika Tatwa Susila dan Upacara sudah mencapai tingkat sempurna maka akan ‘menetas’ sebuah peradaban baru berdasarkan ajaran Hindu (Weda) dimana kedamaian rohani dan kesejahteraan hidup jasmani tercapai.